Gambar Sampul Bahasa Indonesia · c_Bab III Mengelola Informasi dalam Ceramah
Bahasa Indonesia · c_Bab III Mengelola Informasi dalam Ceramah
Suherli, dkk

24/08/2021 15:15:46

SMA 11 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

73

Bahasa Indonesia

Ceramah apa saja yang telah kamu dengarkan pada hari ini? Memang

kehidupan kita tidak bisa lepas dari mendengarkan atau “tiada hari tanpa

menyimak”. Tidak salah juga apabila setiap hari kita banyak menyimak

ceramah. Dari situlah kita memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan.

Di sekolah dan di lingkungan masyarakat, perbanyaklah menyimak ceramah

karena bermanfaat dan sangat sayang jika dilewatkan!

Teruslah menyimak ceramah walaupun banyak godaan dalam suasana

menyimak ceramah tersebut. Sesekali, kamu pun dapat bergiliran menjadi

penceramah.

Mengelola Informasi

dalam Ceramah

Sumber: www. sangiranmuseum.com

Gambar 3.1 Salah satu pelajar yang bertanya pada sesi pertanyaan setelah ceramah selesai.

Bab III

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

74

Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:

1.

m

engidentifikasi informasi berupa permasalahan aktual dalam ceramah;

2.

m

enyusun bagian-bagian penting dari permasalahan aktual;

3.

m

enganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah; dan

4.

m

engonstruksi ceramah tentang permasalahan aktual dengan memperhati-

kan unsur kebahasaan dan struktur yang tepat.

Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan

kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan

saksama!

Mengidentifikasi

informasi berupa

permasalahan aktual

yang disajikan

dalam ceramah.

Memahami informasi

dan permasalahan yang

didengar atau yang dibaca.

Menemukan informasi

dan permasalahan aktual

dalam teks ceramah.

Menyusun bagian-

bagian penting

dari permasalahan

aktual.

Menelaah bagian-bagian

penting dalam teks

ceramah.

Menemukan kalimat

majemuk bertingkat

dalam teks ceramah.

Menganalisis isi,

struktur, dan

kebahasaan dalam

ceramah.

Mengidentifikasi struktur

teks dalam ceramah.

Mengidentifikasi kaidah

kebahasaan dalam teks

ceramah.

Mengonstruksi

ceramah tentang

permasalahan

aktual dengan

memperhatikan

kebahasaan dan

struktur yang tepat.

Menentukan aspek-aspek

yang disunting dalam teks

ceramah.

Menyampaikan hasil

suntingan teks ceramah

dengan memperhatikan

penguasaan materi, vokal,

gestur, ekspresi, dan

intonasi.

Mahir

Berceramah

75

Bahasa Indonesia

A.

M

engidentifikasi Informasi Berupa Permasalahan

Aktual yang Disajikan dalam Ceramah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

emahami informasi dan permasalahan yang didengar

atau yang dibaca;

2.

m

enemukan informasi dan permasalahan aktual dalam

teks ceramah.

Pernahkah kamu memiliki keinginan untuk tampil di depan umum?

Jika ingin tampil di depan umum, salah satu kegiatan berbicara yang bisa

kamu lakukan adalah ceramah. Dengan berceramah, kita akan membagi

pengetahuan dari apa yang kita kuasai. Bahkan, melalui ceramah, kita dapat

berbagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Jadi, aktivitas ceramah

sangat bermanfaat, bukan?

Kegiatan 1

Memahami Informasi dan Permasalahan yang Didengar

atau yang Dibaca

Perhatikan teks di bawah ini.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia,

Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin

menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika

kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan pada banyak

Sumber: www. humasbatam.com

Gambar 3.2 Salah satu tokoh masyarakat sedang ceramah di hadapan masyarakat.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

76

kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti ketika

berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau

bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang

menerimanya.

Gejala yang sama terlihat pula pada penggunaan bahasa oleh para

politisi kita, misalnya ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan

pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka terdengar pedas, vulgar, dan

beberapa di antaranya cenderung provokatif. Padahal sebelumnya, pada

zaman pemerintahan Orde Baru, pemakaian bahasa dibingkai secara

santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya (epimistis).

Kita pun tentu gelisah sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan

kebiasaan berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan

dibumbui sebutan-sebutan antarsesama yang sangat miris untuk didengar.

Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral,

agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan

berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap

budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan

ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan

pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.

Penyebab utamanya adalah perkembangan masyarakat yang sudah

tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai kesantunan dan tata krama

dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata krama) yang berlaku

pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung pada masa

kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan

tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor berbeda dengan di pasar, di

terminal, dan di rumah.

Pergaulan global dan pertukaran informasi juga membawa pengaruh

pada pergeseran budaya, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai

kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para remaja dan

anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya

mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa

mengindahkan kaidah bahasa yang sesungguhnya.

Sejalan dengan perubahan waktu dan tantangan global, banyak hambatan

dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya, tayangan

televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata

krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan

kesantunan berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam

penguasaan iptek.

77

Bahasa Indonesia

Selain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan

keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar

anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata

santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga.

Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama juga merupakan salah

satu kewajiban manusia yang bentuknya berupa perkataan yang lembut

dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dipadankan dengan konsep

qaulan karima

yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan

pemuliaan, penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang

lain. Berbahasa santun juga sama maknanya dengan

qaulan ma’rufa

yang

berarti berkata-kata yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam

masyarakat penutur.

Oleh karena itu, pendidikan etika berbahasa memiliki peranan

yang sangat penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa

sangat diperlukan sebagai salah satu syariat dalam beragama. Dengan

kesantunan, dapat tercipta harmonisasi pergaulan dengan lingkungan

sekitar. Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat berpengaruh

positif terhadap kematangan emosi seseorang. Semakin intens kesantunan

berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin

baik. Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan,

kesenangan, kesedihan, dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan

ketidaksantunan itu.

Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki

oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa

santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang

sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering

dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan

oleh orangtua dan masyarakat manapun.

(Sumber: Kosasih, 2010)

Teks seperti itulah yang sering kali disebut sebagai ceramah. Mungkin

ada pula yang mengatakannya sebagai teks pidato. Teks seperti itu dapat

kita peroleh dalam berbagai kesempatan. Di sekolah mungkin saja hampir

setiap hari kita mendapatkannya, baik dari guru, kepala sekolah, pembina

OSIS, dan pihak-pihak lainnya. Di lingkungan masyarakat pun sering kali

kita mendapatkan ceramah. Dari teks semacam itu, kita dapat memperoleh

tambahan pengetahuan, informasi, dan wawasan.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

78

Dengan memperhatikan contoh tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa

yang dimaksud dengan

ceramah

adalah pembicaraan di depan umum

yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya.

Yang menyampaikan adalah orang-orang yang menguasai di bidangnya

dan yang mendengarkan biasanya melibatkan banyak orang. Medianya

bisa langsung ataupun melalui sarana komunikasi, seperti televisi, radio,

dan media lainnya.

S

elain itu, ada pula yang disebut dengan pidato dan khotbah. Untuk

memahami kedua hal tersebut, cermatilah perbedaan di antara keduanya.

1.

P

idato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat

persuasif, yakni berisi ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk

berbuat sesuatu.

2.

K

hotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian

pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan

untuk memperkuat keimanan.

Tu g a s

1.

J

awablah dengan benar dan jelas!

a.

A

pa manfaat jika kamu mendengarkan ceramah?

b.

A

pa manfaat jika kamu menyajikan ceramah?

c.

K

apan dan di mana saja kesempatan mendengarkan ceramah itu

dapat kita ikuti?

d.

B

agaimana persamaan dan perbedaan antara ceramah dengan

pidato serta khotbah?

e.

I

nformasi/pengetahuan apa saja yang dapat kamu peroleh dari teks

ceramah di atas? Jelaskan!

2.

K

erjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya!

a.

G

uru atau teman kamu akan membacakan teks di bawah ini. Selain

itu, guru dapat pula menggunakan teks lain yang diperdengarkan

melalui rekaman/tayangan.

b.

S

ecara berkelompok, diskusikanlah tentang jenis teks tersebut:

apakah termasuk ke dalam jenis ceramah, pidato, atau khotbah?

Jelaskanlah alasan-alasannya!

c.

C

atatlah hal-hal yang kamu anggap penting/bermanfaat dari isi teks

tersebut!

79

Bahasa Indonesia

3.

L

aporkan hasil diskusi kelompokmu itu dalam format seperti berikut.

Topik : ....

Jenis Teks

Alasan

Informasi-Informasi

Penting

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,

Sebentar lagi kita akan sampai pada hari yang sangat bersejarah, yaitu

tanggal 10 November atau yang disebut dengan Hari Pahlawan. Pada hari

itu kita seluruh bangsa Indonesia akan mengenang kembali peristiwa

besar sebagai momentum sejarah yang terjadi di Surabaya pada tanggal 10

November 1945.

Pertempuran hebat telah terjadi pada saat itu antara para patriot bangsa

yang gagah berani melawan tentara Sekutu. Betapapun lengkap senjata

tentara Sekutu, tetapi tidak sedikitpun bangsa Indonesia merasa takut dan

kecil hati. Padahal pada waktu itu senjata yang kita miliki sebagian besar

hanyalah bambu runcing. Sementara itu, pihak musuh telah menggunakan

senjata-senjata berat dan modern. Akan tetapi, dengan bekal semangat yang

menggelora serta keyakinan yang kuat, tak setapakpun mereka mundur

bahkan terus maju menantang maut.

Sumber: www. art.allayers.com

Gambar 3.3 Presiden Ir. Soekarno sedang berpidato di hadapan rakyat.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

80

Hadirin yang berbahagia,

Kita yakin bahwa para pejuang yang gugur di medan pertempuran di

Surabaya tanggal 10 November 1945 melawan tentara sekutu yang angkuh

dan angkara murka itu mati syahid. Oleh sebab itu, sudah sewajarnyalah

jika kita bangsa Indonesia menghormati jasa mereka dengan memanjatkan

doa kepada Allah agar arwah mereka diterima-Nya dengan kemuliaan

yang setinggi-tingginya. Semoga mereka diampuni segala dosanya dan

dilimpahi rahmat yang sebanyak-banyaknya.

Di samping itu perlu kita ketahui bahwa menghormati jasa para

pahlawan bukan saja kita harus mendoakan mereka, tetapi yang lebih

penting lagi ialah meneladani mereka dengan penuh semangat serta

meneruskan perjuangan mereka dengan tekad yang bulat. Barangkali akan

menyesallah mereka jika para generasi muda tidak berani menegakkan

kebenaran dan keadilan serta tidak berani menyirnakan kemungkaran.

Saudara-saudaraku yang berbahagia,

Bukanlah bangsa yang besar, jika kita tidak bisa menghormati para

pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Keberanian dan tekad mereka,

kita jadikan cermin pemandu yang dapat membimbing kita menuju kepada

keutamaan amal dan menyemangati kita untuk berjuang dalam usaha

membangun negara dan bangsa yang aman, tenteram, dan sentosa.

Akhirnya, marilah kita panjatkan doa semoga arwah para pahlawan

kita diterima di sisi Allah dengan kemuliaan yang setinggi-tingginya.

Kemudian, semoga kita dan anak cucu kita bisa mengambil suri teladan

untuk diamalkan dalam membangun negara yang aman, sentosa, adil, dan

makmur.

(Sumber: Ahmad Sunarto, dengan beberapa penyesuaian)

Kegiatan 2

Menemukan Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks Ceramah

Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mengenal jenis

pembicaraan yang disebut dengan ceramah. Sekarang, kita akan mengenali

jenis informasi ataupun pemasalahan yang mungkin kita dapatkan dari

suatu ceramah.

Informasi

disebut pula penerangan informasi bersifat publisitas;

ditujukan untuk umum (publik). Informasi dalam media massa umumnya

bersifat aktual. Demikian pula yang disampaikan melalui ceramah-

ceramah yang biasanya berkaitan dengan isu-isu terhangat.

81

Bahasa Indonesia

Jenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut.

1.

I

nformasi berdasarkan fungsi

yaitu informasi yang bergantung pada

materi dan juga kegunaan informasi. Yang termasuk informasi jenis

ini adalah informasi yang menambah pengetahuan, informasi yang

mengajari pembaca (informasi edukatif ), dan informasi yang hanya

menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional (khayalan). Informasi

yang menambah pengetahuan, misalnya, tulisan tentang pergantian

kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan tentang teknik belajar

yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya, cerita

pendek, karikatur, dan komik

.

2.

I

nformasi berdasarkan format penyajian

yaitu informasi berdasarkan

bentuk penyajian informasinya. Di media massa dikenal berbagai

bentuk penyajian yaitu dalam bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun

karikatur. Dalam bentuk tulisan dikenal bentuk berita, artikel, karangan

khas (

feature

), resensi, kolom, dan karya fiksi.

3.

I

nformasi berdasarkan lokasi peristiwa

yaitu informasi berdasarkan

tempat kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi

dibagi menjadi informasi daerah, nasional, dan mancanegara.

4.

I

nformasi berdasarkan bidang kehidupan

yaitu informasi berdasarkan

bidang-bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang biasanya

dibedakan itu, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya,

dan iptek.

5.

I

nformasi berdasarkan bidang kepentingan

yaitu dapat dibedakan

menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut.

a.

I

nformasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup

pembaca.

b.

I

nformasi yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada

kehidupan pembaca.

Beragam Informasi

Berdasarkan

Fungsi

Berdasarkan

Format Penyajian

Berdasarkan

Lokasi Peristiwa

Berdasarkan

Bidang Kehidupan

Bagan 3.1

Ragam informasi

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

82

c.

I

nformasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca

untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

d.

I

nformasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.

Tu g a s

1.

M

anakah informasi yang berkaitan dengan masalah bahasa?

Kembangkanlah jawabanmu pada buku kerjamu!

No.

Contoh Informasi

Ya

Bukan

Alasan

a.

Kesantunan itu penting untuk

diperhatikan dalam berbagai

kesempatan.

b.

Setiap budaya memiliki pola

berinteraksi yang cenderung

berbeda-beda.

c.

Dalam ekspresi seseorang itu

terdapat banyak pesan yang

harus kita perhatikan.

d.

Terjadi salah pengertian antara

mereka sehingga sering terjadi

pertengkaran.

e.

Seminar itu akan dipublikasi-

kan hasilnya di media massa

nasional.

2.

B

erdasarkan fungsinya, termasuk jenis manakah informasi di bawah

ini: edukatif (E), persuatif (P), atau rekreatif (R).

No.

Contoh Informasi

Jenis

E

P

R

a.

Banyak cara yang dapat kita lakukan di

dalam rangka meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

b.

Kebahagiaan itu datangnya bukan dari

orang lain, tetapi dari diri sendiri.

c.

Perjalanan ke kota itu sungguh

mengesankan manakala diiringi rintik-

rintik hujan yang menggoda.

83

Bahasa Indonesia

No.

Contoh Informasi

Jenis

E

P

R

d.

Sudah hampir sepuluh tahun peristiwa

itu berlalu, tetapi pesan-pesannya tetap

teringat sampai sekarang.

e.

Hendaknya kita tidak melupakan

kebaikan-kebaikannya meskipun sesekali

ia pernah mengecewakan kita; itu

memang sudah biasa dan wajar.

B.

M

enyusun Bagian-Bagian Penting dari Permasalahan

Aktual

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

enelaah bagian-bagian penting dalam teks ceramah;

2.

m

enemukan kalimat majemuk bertingkat dalam teks

ceramah.

Kegiatan 1

Menelaah Bagian-Bagian Penting dalam Teks Ceramah

Perhatikan cuplikan bacaan berikut.

Tentang Jepang

Pernahkah kamu pergi ke

Jepang?

Jepang termasuk negara

kecil di Asia yang sudah maju.

Banyak hal yang perlu diketahui

tentang Jepang. Masyarakat negara

ini mampu mempertahankan tradisi

yang berkembang di masyarakatnya.

Sumber: www.si.wsj.net

Gambar 3.4 Masyarakat Jepang.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

84

Anak-anak Jepang

membersihkan

sekolah

mereka

setiap hari

, selama

seperempat jam dengan para guru. Itulah yang menyebabkan munculnya

generasi Jepang yang sederhana dan suka pada kebersihan. Para siswa

belajar menjaga kebersihan karena dalam mengatasi kebersihan merupakan

bagian dari etika Jepang. Siswa Jepang, dari tahun pertama hingga tahun

keenam sekolah dasar harus belajar etika dalam berurusan dengan orang-

orang.

Pekerja kebersihan di Jepang dimaksudkan untuk menciptakan

kesehatan. Oleh karena itu, mereka sering disebut “insinyur kesehatan”

dan mendapatkan gaji setara dengan Rp50 Juta per bulan. Untuk merekrut

mereka dilakukan melalui tes tertulis dan wawancara.

Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti

Indonesia. Mereka sering terkena gempa bumi, tetapi itu tidak mencegah

Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di

dunia. Rakyat Jepang mengatasi kekurangan sumber daya alam dengan

mengoptimalkan sumber daya lainnya.

Jika kamu pergi ke sebuah restoran prasmanan di Jepang maka kamu

akan melihat orang-orang yang hanya makan sebanyak yang mereka

butuhkan. Dengan begitu, tidak ada sisa-sisa makanan. Selain itu, dari

restoran tidak ada limbah apa pun.

Masyarakat Jepang sangat menghargai waktu. Mereka selalu menepati

waktu. Bahkan, tingkat keterlambatan kereta di Jepang hanya sekitar 7

detik per tahun. Budaya mereka dalam menghargai nilai waktu sangat

dijaga sehingga mereka sangat tepat waktu, dengan perhitungan menit dan

detik.

Jepang sangat menghargai pendidikan. Masyarakatnya mendukung visi

pendidikan di Jepang. Jika kamu bertanya kepada mereka, “Apakah arti

pelajar itu?” Maka mereka akan menjawab bahwa, “Pelajar adalah masa

depan Jepang”.

(Sumber:

http://www.harianpost.net

dengan pengubahan)

Bagian-bagian yang bercetak tebal merupakan hal penting dalam

seluruh rangkaian cuplikan ceramah tersebut. Bagian-bagian tersebut

merupakan bagian pokok atau dasar dari suatu ceramah. Adapun bagian-

bagian lainnya berperan sebagai penjelas saja.

85

Bahasa Indonesia

Tabel: Bagian-Bagian Penting

Paragraf

Bagian Penting

1

Jepang termasuk negara kecil di Asia yang sudah maju.

2

Anak-anak Jepang membersihkan sekolah mereka setiap hari.

3

....................................................................................

4

....................................................................................

(Kamu dapat menggunakan buku kerja untuk menyelesaikan analisis teks

di atas.)

Penting atau tidaknya suatu uraian dapat pula berdasarkan

kebermanfaatannya. Apabila bagian itu dianggap bermanfaat atau

sangat perlu diketahui, maka bagian itulah yang penting. Sementara itu,

pernyataan lain yang kurang bermanfaat atau sudah diketahui maksudnya,

maka bagian itu bukanlah hal penting. Dengan demikian, penting tidaknya

suatu uraian bisa berbeda antara pendengar yang satu dengan pendengar

yang lainnya. Meskipun demikian, berdasarkan paparan yang tersaji dalam

teks ceramah itu, suatu informasi dianggap penting apabila informasi itu

bersifat umum yang merangkum atau menjadi dasar uraian-uraian lainnya.

Tu g a s

1.

K

erjakanlah latihan berikut sesuai dengan instruksinya!

a.

B

acalah teks di bawah ini dengan baik.

b.

S

ecara berkelompok, tandailah bagian-bagian penting dari teks

tersebut.

c.

B

uatlah simpulan tentang isi teks itu secara keseluruhan!

No.

Bagian-Bagian Penting

...

....

Simpulan

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

86

Saudara-saudara yang baik hati, suatu ketika saya melihat

beberapa orang siswa asyik berjalan di depan sebuah kelas dengan

langkahnya yang cukup membuat orang di sekitarnya merasa bising.

Terdengar percakapan di antara mereka yang kira-kira begini,

“Punya

gua

kemarin hilang.” Terdengar pula sahutan salah seorang

mereka, “

Lho

, kalau punya

gua

, sama

elu

kemanain

?”

Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga

memperhatikan percakapan mereka. Ia kemudian nyeletuk, “Gua

apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?”

Beberapa siswa yang mendengarnya tertawa kecil. Di antara

mereka ada yang berbisik, “Serasa di Terminal Kampung Rambutan,

ye

...?”

Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok

siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah

tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki

kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal

ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut

sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung

Rambutan. Bahasanya orang-orang Betawi.

Dari komentar-komentarnya, kelompok siswa kedua memiliki

sikap kritis terhadap kaidah penggunaan bahasa temannya. Mereka

mengetahui makna

gua

yang benar dalam bahasa Indonesia adalah

‘lubang besar pada kaki gunung’. Dengan makna tersebut, kata

gua

seharusnya ditujukan untuk penyebutan nama tempat, seperti

Gua

Selarong, Gua Jepang, Gua Pamijahan

, dan seterusnya; dan bukannya

pengganti orang (persona).

Sangat beruntung, sekolah saya itu masih memiliki kelompok

siswa yang peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik

dan benar. Padahal kebanyakan sekolah, penggunaan bahasa para

siswanya cenderung lebih tidak terkontrol. Yang dominan adalah

ragam bahasa pasar atau bahasa gaul. Yang banyak terdengar adalah

pilihan kata seperti

elu-gua

.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka baik saya waktu itu

bukannya mereka tidak memahami akan perlunya ketertiban

berbahasa di lingkungan sekolah. Saya berkeyakinan bahwa doktrin

tentang “berbahasa Indonesialah dengan baik dan benar” telah

mereka peroleh jauh-jauh sebelumnya, sejak SMP atau bahkan

87

Bahasa Indonesia

sejak mereka SD. Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa,

antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia

itu sendiri di mata mereka.

Ragam bahasa Indonesia ragam baku mereka anggap kurang

“asyi k”

dibandingkan dengan bahasa gaul, lebih-lebih dengan bahasa

asing, baik itu dalam pergaulan ataupun ketika mereka sudah masuk

dunia kerja. Tuntutan kehidupan modern telah membelokkan

apresiasi para siswa itu terhadap bahasanya sendiri. Bahasa asing

berkesan lebih bergengsi. Pelajaran bahasa Indonesia tak jarang

ditanggapi dengan sikap sinis. Mereka merasa lebih asyik dengan

mengikuti pelajaran bahasa Inggris atau mata kuliah lainnya.

Dalam kehidupan masyarakat umum pun, kinerja bahasa

Indonesia memang menunjukkan kondisi yang semakin tidak

menggembirakan. Setelah Badan Bahasa tidak lagi menunjukkan

peran aktifnya, bahasa Indonesia menunjukkan perkembangan

ironis. Bahasa Indonesia digunakan seenaknya sendiri; tidak hanya

oleh kalangan terpelajar, tetapi juga oleh para pejabat dan wakil

rakyat.

Seorang pejabat negara berkata dalam sebuah wawancara

televisi, “

Content

undang-undang tersebut

nggak

begitu,

kok

. Ada

dua

item

yang harus kita perhatikan di dalamnya.” Pejabat tersebut

tampaknya merasa dirinya lebih hebat dengan menggunakan kata

content

daripada kata

isi

atau kata

item

daripada kata

bagian

atau

hal

.

Penggunaan bahasa yang acak-acakan juga banyak dipelopori

oleh kalangan pebisnis. Badan usaha, pemilik toko, dan pemasang

iklan kian pandai menggunakan bahasa asing. Seorang pengusaha

salon lebih merasa bergaya dengan nama usahanya yang berlabel

Susi Salon

daripada

Salon Susi

atau pengusaha kue lebih percaya

diri dengan tokonya yang bernama

Lutfita Cake

daripada

Toko Kue

Lutfita.

Akan terasa aneh terdengarnya apabila kemudian PT Jasa

Marga ikut-ikutan menamai jalan-jalan di Bandung dan di kota-

kota lainnya, misalnya, menjadi

Sudirman Jalan, Kartini Jalan,

Soekarno-Hatta Jalan.

Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan

hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan

bangsa” seharusnya tidak larut dengan kebiasaan seperti itu.

Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal

berbahasa.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

88

Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur

ilmiah sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi

ragam bahasa baku. Dari literatur-literatur tersebut mereka dapat

mencontoh tentang cara berpikir, berasa, dan berkomunikasi

dengan bahasa yang lebih logis dan tertata.

Namun, lain lagi ceritanya kalau yang dikonsumsi itu berupa

majalah hiburan yang penuh gosip. Forum gaulnya berupa

komunitas

dugem

; literatur utamanya koran-koran kuning, jadinya

ya..., gitu deh....

Ragam bahasa

elu-gue

,

oh-yes... oh-no....

yang bisa

jadi akan lebih banyak mewarnai.

(Sumber: E. Kosasih)

2.

S

etelah membaca dan menjawab pertanyaan, lakukanlah hal-hal

berikut!

a.

P

resentasikanlah pendapat kelompokmu di depan kelompok lainnya.

b. Mintalah anggota dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan/

kritik berdasarkan ketepatan dan kelengkapannya!

Nama

Penanggap

Aspek yang

Ditanggapi

Isi Tanggapan/Kritik

89

Bahasa Indonesia

Kegiatan 2

Menemukan Kalimat Majemuk Bertingkat dalam Teks Ceramah

Perhatikan cuplikan teks berikut.

Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa

yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut.

Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki kepedulian

terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini tampak

pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa

kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan.

Cuplikan tersebut dibentuk oleh kalimat yang panjang-panjang. Hal itu

karena kalimat-kalimatnya dibentuk oleh gabungan dua buah kalimat atau

lebih. Hasil penggabungan itu kemudian membentuk kalimat baru. Salah

satunya berupa kalimat majemuk bertingkat.

Adapun yang dimaksud dengan kalimat majemuk bertingkat adalah

kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan antara klausa

tidak sederajat. Salah satu unsur klausa ada yang menduduki induk kalimat,

sedangkan unsur yang lain sebagai anak kalimat.

Kalimat majemuk bertingkat terbagi ke dalam beberapa jenis, antara

lain sebagai berikut.

1.

K

alimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung

sehingga, sampai-sampai, maka

.

Contoh:

a.

I

a terlalu bekerja keras

sehingga

jatuh sakit.

b.

P

enjelasan diberikan seminggu sekali

sehingga

anak-anak dapat

mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur.

2.

K

alimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung

dengan

.

Contoh:

a.

K

ejelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya

dengan

memperkokoh pertahanan mereka.

b.

D

engan

cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke rumah orang

tuanya.

c.

P

emburu itu menunggu di atas bukit

dengan

jari telunjuknya melekat

pada pelatuk senjatanya.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

90

3.

K

alimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi

seolah-

olah, seakan-akan

.

Contoh:

a.

K

eadaan di dalam kota kelihatan tenang,

seolah-olah

tidak ada suatu

apa pun yang terjadi.

b.

Di

a diam saja

seakan-akan

dia tidak mengetahui persoalan yang

terjadi.

c.

I

a pun menghapus wajahnya

seakan

mau melenyapkan pikirannya

yang risau itu.

4.

K

alimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi

padahal, sedangkan

.

Contoh:

a.

Pura-p

ura tidak tahu

padahal

dia tahu banyak.

b.

P

ara tamu sudah siap,

sedangkan

kita belum siap.

5.

K

alimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi

makanya

.

Contoh:

a.

T

empat ini licin,

makanya

Anda jatuh.

b.

Y

ang datang berwajah seram,

makanya

saya lari ketakutan.

6.

K

alimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung

bahwa, yaitu

.

Contoh:

a.

B

erkas riwayat hidupnya menunjukkan

bahwa

dia adalah seorang

pelajar teladan.

b.

K

ebun ini telah dibersihkan ayah,

yaitu

dengan memangkas dan

menebang belukar yang tumbuh di sekitarnya.

c.

P

eristiwa tersebut menggambarkan

bahwa

ada dua kelompok siswa

yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut.

7.

K

alimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh konjungsi

yang

.

Contoh:

a.

Pamannya

yang

tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit.

b.

Istrinya

yang

datang bersama dia itu, seorang insinyur.

c.

Laki-laki

yang

berbaju putih itu adalah kakekku dari Ibu.

d.

K

elompok pertama adalah mereka

yang

kurang memiliki keperdulian

terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar.

e.

H

al ini tampak pada ragam bahasa

yang

mereka gunakan

yang

menurut sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa

Kampung Rambutan.

91

Bahasa Indonesia

Tugas 1

1.

L

engkapilah kalimat-kalimat majemuk di bawah ini dengan kata

penghubung yang tepat!

a.

K

ak Agus memberi minuman pada seorang kakek ... sedang duduk

di bawah pohon rambutan itu.

b.

M

ereka memperkirakan ... hari ini akan hujan dengan sangat lebat.

c.

Di

a mengatakan tidak punya uang... saya tahu bahwa dia itu baru

gajian.

d.

M

inggu depan ibu ingin berwisata ke Jakarta, ... kami ingin ke

Yogyakarta.

e.

B

u Marini akan memberi tahu suaminya ... meneleponnya nanti

malam.

2.

B

erdiskusilah dalam kelompok! Temukanlah contoh-contoh kalimat

majemuk dalam salah satu teks ceramah di atas. Jelaskan pula jenis dari

kalimat-kalimat majemuk tersebut.

Topik Ceramah

Kalimat Majemuk

Bertingkat

Jenis Kalimat

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

92

C.

M

enganalisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan dalam Teks

Ceramah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

engidentifikasi isi dan struktur dalam teks ceramah

ceramah;

2.

m

engidentifikasi kaidah kebahasaan dalam teks ceramah.

Kegiatan 1

Menentukan Isi dan Struktur dalam Teks Ceramah

Apabila kamu perhatikan dengan cermat contoh-contoh di atas,

ketahuilah bahwa teks ceramah memiliki bagian-bagian tertentu, yang

meliputi bagian pembuka, isi, dan penutup.

1.

Pembuka

Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara

tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam

teks eksposisi, yang disebut dengan isu.

2.

Isi

B

erupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan

pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah

fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara.

3.

Penutup

B

erupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.

Bagan 3.2

Struktur teks ceramah

- Isu

- Permasalahan

- Pandangan

U

mum Penulis

- Pendapat-Pendapat

- Fak ta

- Simpulan

- Rangkuman

Pendahuluan

( Te s i s)

Isi

(Rangkaian Argumen)

Penutup

(Penegasan Kembali)

93

Bahasa Indonesia

Berikut contoh analisis struktur untuk teks di atas.

a.

Pendahuluan

Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung

semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya

dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-

ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan

perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-

rapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan

tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.

Bagian itu mengenalkan permasalahan utama (tesis), yakni tentang

menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.

b.

I

si (Rangkaian Argumen)

Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar

moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu.

Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan

masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak

hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun

kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang

berlaku dalam masyarakat itu.

Teks tersebut merupakan salah satu bagian dari argumen pembicara

tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.

c.

P

enutup (Penegasan Kembali)

Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang

dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik

berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan

itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang

arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja,

kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.

Bagian tersebut merupakan suatu simpulan, sebagai hasil penalaran

dari penjelasan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata yang berupa

saran-saran yang disertai pula sejumlah alasan.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

94

Tu g a s

1.

a.

B

erkelompoklah dan diskusikanlah struktur teks tentang sikap

b

erbahasa para siswa.

b

.

J

elaskanlah bagian yang merupakan tesis, rangkaian argumen, dan

penegasannya.

Bagian-Bagian Teks

Isi Teks

Penjelasan

a.

Tesis

b.

Rangkaian argumen

c.

Penegasan

(kembali)

2.

a.

B

acakanlah laporan kerja kelompokmu di depan kelompok lain.

b

.

M

intalah penilaian/tanggapan mereka atas laporan tersebut.

c.

G

unakanlah format seperti berikut.

Aspek

Bobot

Skor

Komentar

a.

Ketepatan isi laporan

40

b.

Kelengkapan bagian-bagian

laporan

20

c.

Kebakuan dalam penggunaan

kata/kalimat

20

d.

Kebakuan ejaan/tanda baca

10

Jumlah

Kegiatan 2

Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah

Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik

tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Merujuk pada

contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan

sebagai berikut.

1.

M

enggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang

kedua jamak, sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni

saya, aku.

Mungkin juga kata

kami

apabila penceramahnya mengatasnamakan

95

Bahasa Indonesia

kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang

ditujukan pada orang banyak, seperti

hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-

ibu, saudara-saudara.

2.

M

enggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan

topik yang dibahas. Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang

menjadi fokus pembahasanya, istilah-istilah yang muncul dalam teks

tersebut adalah

sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa,

etika berbahasa.

3.

M

enggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi

(sebab akibat). Misalnya,

jika... maka, sebab, karena, dengan demikian,

akibatnya, oleh karena itu.

Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata

yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/

pertentangan, seperti

sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya,

berbeda halnya, namun.

4.

M

enggunakan kata-kata kerja mental, seperti

diharapkan,

memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga,

berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

5.

M

enggunakan kata-kata persuasif, seperti

hendaklah, sebaiknya,

diharapkan, perlu, harus.

Tu g a s

1.

a.

C

ermatilah kembali sebuah teks ceramah yang telah kamu baca/

simak.

b

.

S

ecara berkelompok, identifikasilah kaidah-kaidah yang ada pada

t

eks tersebut.

c.

C

atatlah hasilnya dalam format laporan seperti berikut.

T

opik

: ....

P

enceramah

:

....

T

empat/waktu

: ....

Kaidah Kebahasaan

Contoh

a.

K

ata ganti orang

pertama

b.

K

ata ganti orang

kedua (sapaan)

c.

K

ata sambung sebab

akibat

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

96

Kaidah Kebahasaan

Contoh

d.

K

ata sambung

temporal

e.

K

ata-kata teknis

f.

K

ata kerja mental

g.

K

ata-kata persuasif

2.

L

akukanlah silang baca dengan kelompok lain untuk saling memberikan

penilaian berdasarkan ketepatan dan kelengkapannya.

Aspek Penilaian

Bobot

Skor

Komentar

1. Ketepatan

50

2. Kelengkapan

50

Jumlah

D. Mengonstruksi Ceramah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

enentukan aspek-aspek yang disunting dalam teks

ceramah;

2.

m

enyampaikan hasil suntingan teks ceramah dengan

memperhatikan kebahasaan dan struktur teks yang tepat.

Untuk bisa berceramah dengan baik, alangkah baiknya apabila kita

menyiapkan teks tertulisnya terlebih dahulu. Kita menyiapkan bahan-

bahannya agar penyampaian materi ceramah bisa lebih lancar dan menarik.

Kegiatan 1

Menentukan Aspek-Aspek yang Disunting dalam Teks Ceramah

Adapun langkah-langkah penyusunannya dimulai dengan menentukan

topik dan tujuan, menyusun kerangka ceramah, menyusun teks ceramah

berdasarkan kerangka dengan menggunakan kalimat yang mudah

dipahami, hingga menyunting teks ceramah.

97

Bahasa Indonesia

1.

M

enentukan Topik

Beberapa topik yang dapat dijadikan bahan ceramah adalah:

a.

p

engalaman pribadi,

b.

h

obi dan keterampilan,

c.

p

engalaman dalam pekerjaan,

d.

p

elajaran sekolah atau kuliah,

e.

p

endapat pribadi,

f.

p

eristiwa hangat dan pembicaraan publik,

g.

m

asalah keagamaan,

h.

p

roblem pribadi,

i.

b

iografi tokoh terkenal, dan

j.

min

at khalayak.

2.

M

erumuskan Tujuan Ceramah

Ada dua macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a.

T

ujuan umum ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu

memberitahukan (informatif ), memengaruhi (persuasif ), dan

menghibur (rekreatif ).

1)

C

eramah informatif, ditujukan untuk menambah pengetahuan

pendengar. Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar

pada masa perang kemerdekaan, posisi Indonesia di kancah

internasional.

2)

C

eramah persuasif, ditujukan agar pendengar mempercayai,

menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya,

ceramah tentang cara-cara hidup sehat dan menjaga kesehatan

lingkungan.

3)

C

eramah rekreatif, ditujukan agar pendengar merasa terhibur.

Karena itu, ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot,

ataupun guyonan-guyonan yang memancing tertawa pendengar.

b.

T

ujuan khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan

umum. Tujuan umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur

dalam pencapaiannya.

Berikut contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.

Topik

: K

eragaman budaya daerah

Tujuan umum

: I

nformatif (memberi tahu)

Tujuan khusus

: P

endengar mengetahui bahwa:

1)

s

etiap daerah memiliki budaya yang khas;

2)

d

alam budaya daerah terdapat nilai-nilai

kehidupan yang bisa kita petik.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

98

Topik

: M

anfaat penghijauan

Tujuan umum

: P

ersuasif (mengajak)

Tujuan khusus

: 1)

P

endengar memperoleh keyakinan

t

entang manfaat penghijauan.

2)

P

endengar mau mengikuti program

p

enghijauan dengan baik.

3.

M

enyusun Kerangka Ceramah

Kerangka ceramah

merupakan rencana yang memuat garis-garis

besar materi yang akan diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat

dalam memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi

lebih sistematis dan teratur, menghindari timbulnya pengulangan

pembahasan, serta membantu pengumpulan data dan sumber-sumber

yang diperlukan.

Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a.

C

eramah meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan

penutup.

b.

M

aksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas.

c.

S

etiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan.

d.

B

agian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.

4.

M

enyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi

naskah ceramah yang utuh dan lengkap. Namun bersamaan dengan itu,

perlu dilakukan pemahaman dan pengahayatan terhadap bahan-bahan

yang ada, yakni dengan jalan:

a.

m

engkaji bahan secara kritis,

b.

m

eninjau kelayakan bahan dengan khalayak (audiensi),

c.

m

eninjau bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra,

d.

m

enyusun sistematika bahan ceramah, dan

e.

m

enguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.

Tu g a s

1.

D

ari sepuluh jenis topik yang didaftarkan di atas, tentukanlah sebuah

topik yang menurutmu bagus untuk diceramahkan. Karena masih

bersifat umum, perjelaslah topik tersebut agar lebih spesifik. Kemudian

jelaskanlah kepada teman-teman alasan pemilihan topik itu berdasarkan

empat pertimbangan di atas.

99

Bahasa Indonesia

Topik Umum

Spesifikasi Topik

Dasar Pemilihan

2.

S

usunlah tujuan umum dan tujuan khusus dari topik yang telah kamu

tentukan itu. Sajikanlah kegiatanmu itu ke dalam format berikut.

Topik

Tujuan

Umum

Khusus

3.

S

usunlah kerangka untuk topik ceramah yang telah kamu rumuskan

itu. Isi dan sistematika kerangka harus sesuai dengan tujuan yang

telah kamu buat. Mintalah saran kepada teman-temanmu dalam

penyusunannya agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

Topik: ....

a.

Pembuka (tesis, pengenalan

isu)

....

b.

Isi (rangkaian argumen)

....

c.

P

enutup (penegasan)

....

Kegiatan 2

Menyampaikan Hasil Suntingan dengan Memperhatikan Struktur dan

Kebahasaan

Penyuntingan tidak hanya berkaitan dengan ejaan ataupun dengan

penulisan kata. Penyuntingan juga berkaitan dengan susunan kalimat

dalam paragraf dan susunan paragraf di dalam keseluruhan teks. Hubungan

kalimat dengan kalimat harus padu, saling berhubungan. Dalam suatu

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

100

teks tidak boleh ada kalimat yang menyimpang dari pokok pembahasan.

Demikian halnya dengan penyusunan paragraf, semuanya harus saling

berkaitan dan mengusung satu tema sama.

Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan atau untuk

mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu

teks. Oleh karena itu, seorang penyunting setidaknya harus:

1.

m

engetahui cara penulisan karangan yang baik,

2.

m

emahami masalah yang dibahas dalam karangan itu, serta memahami

aturan-aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.

Kegiatan penyuntingan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

1.

P

enyiapan teks (ceramah) yang akan disunting.

2.

P

enyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti pedoman

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan kamus. Selain itu, bahan-bahan

tersebut harus disesuaikan dengan karangan yang akan disunting. Kalau

itu berupa naskah ceramah, bahan pemandunya adalah buku tentang

teknik penulisan ceramah.

3.

M

encermati bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan

cara penyajian isi maupun bahasanya.

4.

M

emperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara

benar dengan berpedoman pada sumber-sumber yang dapat dipercaya.

Tu g a s

Lakukanlah silang baca dengan teman sebangku untuk saling

memberikan koreksi berdasarkan ketepatan isi, kelengkapan/kepaduan

struktur, kaidah bahasa, dan ejaannya.

Aspek

Bobot

Skor

Jumlah

Komentar

1.

Ket

epatan isi

30

2.

Kelengk

apan/kepaduan

struktur

30

3.

Kebak

uan kaidah

kebahasaan

20

4.

Kebak

uaan ejaan/tanda

baca

20

Jumlah

100